Indonesiamemiliki persebaran keanekaragaman hayati yang sangat melimpah baik flora maupun faunanya. Keanekaragaman tersebut tersebar dari wilayah barat hingga timur sehingga terbagi menjadi tiga bagian sesuai dengan karakteristik lingkungan serta jenis spesiesnya. Adapun ketiga bagian tersebut meliputi zona oriental, peralihan, dan australasia.
- Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keragaman flora dan faunanya yang tersebar di berbagai wilayah. Keanekaragaman flora dan fauna ini tidak bisa dilepaskan dari kondisi geologi Indonesia sejak zaman Pleitosen. Selain itu, posisi Indonesia yang diapit oleh Benua Asia dan Austalia mempengaruhi keragaman flora dan fauna di negeri umum, wilayah Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu bagian timur, bagian barat, dan bagian peralihan atau tengah. Baca juga Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Ketiga bagian itu memiliki ciri flora dan fauna yang berbeda-beda. Bagian barat sangat mirip dengan flora dan fauna di Asia sehingga disebut Asiatis. Sementara bagian timur, flora dan faunanya memiliki kemiripan dengan yang ada di Australia sehingga bagian ini disebut Australiatis. Sedangkan bagian tengah atau peralihan, disebut sebagai zona Wallace dengan ciri flora dan fauna yang berbeda dengan barat dan timur. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Dok. Encyclopaedia Britannica Garis khayal pemisah flora dan fauna Indonesia Garis Wallace biru, Garis Weber ungu, dan Garis Lydekker hijau.Encyclopaedia BritannicaAdapun ketiga bagian tersebut dipisahkan dengan garis Weber dan Wallace. Garis Wallace adalah garis yang memisahkan bagia barat dan tengah, sementara Garis Weber adala garis yang memisahkan bagian tengah dan timur. Berikut pembagian flora dan fauna berdasarkan ketiga bagian tersebut Baca juga Siswa Yuk Kenali Keanekaragaman Flora dan Fauna Asli Papua 1. Flora dan Fauna Asiatis Flora dan fauna di bagian barat Indonesia memiliki kesamaan dengan yang ada di Benua Asia sehingga disebut dengan Asiatis. Bagian barat atau zona Asiatis ini mencakup pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Flora di Indonesia bagian barat ini umumnya berjenis seperti karet, kapur barus kamper, kemenyan, meranti, dan itu juga ada tumbuhan lain seperti jati, kayu besi, rotan, pinus, dan beringin. Sementara fauna Asiatis antara lain badak, harimau, gajah, dan kera. Gajah memiliki habitat di Sumatera, Jawa, dan Bali, meskipun habitat alaminya tersisa di Sumatera saja. Sedangkan harimau disebut sebagai hewan asli Asia. Sebarannya ada di daratan Siberia, Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Di Indonesia terdapat dua jenis harimau, yaitu Harimau Sumatera dan Harimau Jawa, yang keduanya dilindungi. 2. Flora dan Fauna Australiatis Bagian timur Indonesia memiliki kesamaan flora dan fauna dengan yang ada di Benua Australia, sehingga disebut zona Australiatis. Pulau-pulau yang masuk zona ini adalah Papua dan Maluku. Adapun flora di bagian timur Indonesia ini antara lain pohon sagu, pohon nipah, hutan bakau, hingga mangrove. Sementara fauna Australiatis antara lain kuskus, cendrawasih, kakaktua, rusa, kanguru, kasuari, dan sebagainya. Baca juga Karakteristik dan Jenis-jenis Flora Bioma Stepa 3. Flora dan Fauna Wallace Bagian tengah Indonesia memiliki flora dan fauna yang berbeda dengan jenis Asiatis maupun Australiatis. Bagian tengah yang juga disebut Wallace ini mencakup pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Halmahera. Flora di bagian tengah Indonesia antara lain cengkeh, pala, lontar, kayu manis, pohon jati, akasia, anggrek, kayu hitam, kayu putih,hingga cendana. Sedangkan fauna di bagian tengah ini antara lain komodo, anoa, burung maleo, dan sebagainya. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
PetaPersebaran Flora Dan Fauna Di Indonesia Dan Penjelasannya posted: 5 August 2022 8.44 - Berikut ini beberapa flora dan fauna di indonesia dan penjelasannya dan informasi yang membahas mengenai peta persebaran serta artikel lain yang berhubungan dengan topik tersebut di Persebaran Kayu Ular Pohon kayu ular tumbuh di tempat
Kayu bulat menjadi salah satu bentuk kekayaan alam hutan Indonesia. Pada tahun 2020, produksi kayu bulat di Indonesia mencapai 61,02 juta meter kubik m3. Kayu bulat atau sering disebut gelondongan dapat dijadikan sebagai bahan baku produksi pengolahan kayu data dari Badan Pusat Statistik BPS, produksi kayu bulat mengalami fluktuasi pada tiap triwulan tahun 2020. Produksi kayu bulat sempat mengalami penurunan pada triwulan II dari total produksi sebesar 14,58 juta m3 pada triwulan I menjadi 13,87 juta pada triwulan III dan IV produksi kayu bulat di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan mencapai 16,41 juta m3 pada triwulan III dan 16,16 juta m3 pada triwulan IV tahun negara dengan sumber daya alam kehutanan yang melimpah, beragam jenis kayu bulat tumbuh dan dibudidayakan di berbagai daerah dari seluruh penjuru Indonesia. Setiap pulau di Indonesia memiliki jenis produksi kayu bulat unggulan tersendiri dan berbeda antara satu pulau dengan pulau Bagi Kehidupan, Inilah Fungsi dan Fakta Hutan MangroveSumatra daerah penghasil kayu bulat terbesarSebesar 68,39 persen produksi kayu bulat di Indonesia berasal dari Pulau Sumatra. Pulau paling barat di Indonesia ini sanggup menghasilkan 41,73 juta m3 pada tahun jenis kayu bulat yang paling banyak diproduksi di Sumatra ialah jenis Akasia dengan persentase 69,32 persen. Selain itu, kayu bulat dari kelompok Rimba Campuran menyumbang sekitar 28,27 persen total produksi, kelompok Meranti sebesar 0,50 persen, kelompok Indah hampir mendekati 0,00 persen dan jenis lainnya sebesar 1,91 Pulau Kalimantan yang dijuluki sebagai daerah hutan hujan tropis Indonesia menjadi penghasil kayu bulat terbesar ke-2 dengan jumlah sebesar 9,71 juta m3. Angka ini menyumbang 15,91 persen dari total produksi kayu bulat di Indonesia. Jenis kayu bulat yang dominan diproduksi di Kalimantan ialah kelompok Meranti dengan persentase sebesar 36,05 itu, Kalimantan juga memproduksi kayu bulat jenis Akasia sebesar 31,89 persen, kelompok Rimba Campuran sebesar 31,72 persen, kelompok Indah sebesar 0,10 persen, kelompok Eboni 0,00 persen, serta jenis lainnya 0,23 ke-3 ditempati oleh pulau dengan jumlah penduduk terpadat yakni Pulau Jawa dengan jumlah produksi kayu bulat sebesar 7,76 juta m3 dalam 1 tahun. Sekitar 12,72 persen produksi kayu bulat di Indonesia berasal dari Pulau Jawa dengan kelompok Rimba Campuran sebagai jenis yang paling banyak diproduksi sebesar 67,22 Jawa juga memproduksi kayu bulat jenis kelompok Indah sebesar 5,97 persen, akasia 1,16 persen, kelompok Meranti 0,22 persen, serta jenis lainnya 25,43 Daerah yang Perlakukan Hutan Layaknya IbuAkasia mendominasi jenis kayu bulat di IndonesiaSementara bila meninjau jenis kayu bulat yang paling banyak diproduksi di Indonesia, jenis Akasia menyumbang persentase terbesar yakni 52,63 persen. Adapun pada tahun 2020 jumlah kayu bulat Akasia yang dihasilkan mencapai 32,114 juta m3. Pulau Sumatra menjadi penyumbang kayu bulat jenis Akasia terbesar di mulanya merupakan jenis tanaman yang berasal dari Afrika dan Australia dengan jumlah spesies. Akasia banyak ditemukan di Indonesia dan sering dimanfaatkan oleh karena pertumbuhan tanaman jenis Akasia yang tergolong ke-2 ditempati oleh kelompok Rimba Campuran dengan persentase sebesar 33,85 persen dari total produksi kayu bulat di Indonesia. Adapun jumlah produksi kayu jenis kelompok Rimba Campuran mencapai 20,655 juta itu, kayu bulat jenis Meranti menempati posisi ke-3 dengan total produksi mencapai 4,975 juta m3 yakni sebesar 7,86 persen. Selain ketiga jenis tersebut, Indonesia juga memproduksi kayu bulat jenis kelompok Indah, kelompok Eboni, serta beberapa jenis lainnya yang belum terklasifikasikan secara kayu bulat yang masif setiap tahunnya menyebabkan kelestarian sumber daya kehutanan di Indonesia terancam. Pemerintah dan institusi lainnya perlu mengambil langkah serius serta konsisten untuk mengupayakan program pelestarian hutan dengan tujuan memerangi penggurunan, menghentikan dan membalikkan degradasi lahan, serta menghentikan ancaman hilangnya keanekaragaman penghijauan kembali dan pengawasan terhadap berbagai aktivitas yang melibatkan kekayaan hutan Indonesia perlu dilakukan secara tegas untuk menjaga kelestarian alam hutan Indonesia hingga masa yang akan Potret Reboisasi Hutan di IndonesiaCek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
MenurutIlmuan Wallace dan Webber persebaran flora di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu di daerah paparan sahul, daerah peralihan, dan di daerah paparan sunda. Flora di Daerah Paparan Sahul Flora yang hidup di Paparan Sahul ada di daerah Irian Jaya, adapun flora di Paparan Sahul terbagi menjadi beberapa macam.
Hutan secara umum digambarkan sebagai kawasan dengan pepohonan yang banyak tumbuh diatasnya. Kawasan hutan merupakan salah satu ekosistem dalam biosfer yang didominasi oleh komposisi bermacam vegetasi dan flora, sehingga tidak salah apabila hutan dikatakan sebagai lokasi masyarakat tumbuhan hidup terbesar di dunia. Berbagai jenis hutan dapat kita temukan di berbagai penjuru tanah air. Keberadaan hutan sangatlah penting untuk kehidupan manusia. Kemampuan alami tumbuhan dalam menyerap karbondioksida melalui proses fotosintesis dan mengubahnya menjadi oksigen, menandakan keberadaan hutan yang memiliki peran vital bagi kelangsungan hidup manusia. Hutan memiliki kemampuan pula dalam mencegah berbagai kerusakan alam yang kerap dihubungkan dengan fenomena efek rumah kaca dan perubahan iklim. Bermacam jenis hutan yang tersebar di seluruh belahan bumi tentu memiliki perbedaan. Perbedaan-perbaan ini terjadi akibat klasifikasi hutan berdasarkan parameter yang berbeda-beda. Sistem klasifikasi hutan kerap dibedakan berdasarkan letak geografis atau biogeografinya, sifat-sifat musim yang ada di lingkungan hutan tersebut atau iklimnya, ketinggian tempat, keadaan tanah, dan jenis pohon yang mendominasi. Berdasarkan klasifikasi hutan semakin berkembang, maka kita akan mengetahui lebih banyak tentang jenis hutan yang ada di Indonesia, ciri-ciri, manfaat masing-masing dan persebarannya. Baca juga Pengertian Hutan Hujan Tropis, Ciri-ciri dan Manfaatnya Jenis-jenis Hutan di Indonesia Indonesia memiliki anugerah yang luar biasa baik itu flora maupun faunanya. Hutan Indonesia menempati urutan ketiga sebagai hutan terluas di dunia. Hasil pemantauan hutan oleh Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan KLHK pada tahun 2022 menunjukan bahwa luas lahan yang berhutan di Indonesia sebesar 95,6 juta ha dari seluruh daratan Indonesia yang memiliki luasan 187 juta hektar. Berikut ini pembahasan 9 jenis hutan yang bisa kita temukan di tanah air yaitu 1. Hutan Bakau Jenis hutan yang pertama yaitu hutan bakau. Hutan bakau kerap disamakan dengan hutan mangrove, padahal kedua hutan tersebut memiliki perbedaan. Bakau atau tumbuhan yang memiliki nama latin Rhizophora sp. merupakan salah satu spesies penyusun kawasan mangrove. Relawan dan Tim LindungiHutan dalam acara penanaman pohon mangrove hasil kerjasama dengan brand kecantikan Somethinc di pesisir utara Jawa. Tumbuhan bakau menjadi genus yang mendominasi dalam menyusun ekosistem mangrove. Tanaman ini umumnya ditemukan di garis pantai dengan kecenderungan lebih dekat dengan perairan atau laut dibandingkan daratan. Oleh karena itu, bakau memiliki tipe perakaran yaitu tunjang sebagai bentuk adaptasi bakau dari habitatnya yang kerap diterpa pasang dan surut air laut sehingga fluktuasi perendaman air terjadi. Hutan bakau di Indonesia tersebar di pantai timur pulau Sumatera, pantai barat serta selatan pulau Kalimantan, pantai utara pulau Jawa dan pantai barat daya Papua. Beberapa tempat yang menjadi rumah untuk bakau tumbuh dan berkembang dengan baik diantaranya Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul. Kondisi pasang surut di Dangkalan Sunda yang relatif tenang menjadi ekosistem yang nyaman bagi bakau untuk tumbuh. Di wilayah Papua, hutan bakau diperkirakan tumbuh pada luasan lahan sekitar 1,3 juta ha atau sepertiga luasan bakau di seluruh Indonesia. Salah satu manfaat jenis hutan bakau diantaranya menjadi tempat tinggal untuk berbagai fauna seperti biawak, kepiting bakau, udang lumpur, berbagai jenis siput dan ikan tembakul. Habitat hutan bakau menjadi tempat yang ideal untuk perkembangan rantai makanan yakni produsen bagi ikan-ikan kecil dan kepiting, karena tidak sedikit ikan yang memakan daun tanaman bakau untuk bertahan hidup. Terlebih lagi, hutan bakau mampu melindungi pantai dari deburan ombak yang berpotensi mengakibatkan abrasi serta ombak tsunami yang dapat dicegah oleh bakau. Manfaat lain dari hutan bakau yaitu dapat menjaga kualitas air di daerah pesisir, menjadi katalis tanah atau menjaga lapisan tanah agar lebih padat, dan memberikan dampak ekonomi yang luas untuk masyarakat baik pemanfaatannya di bidang pariwisata, perkebunan ataupun tambak. Baca juga Brand Kecantikan Somethinc Tanam 10 Ribu Pohon Bakau di Pesisir Utara Jawa 2. Hutan Mangrove Mangrove adalah varietas komunitas yang ada di pantai tropik dan subtropik berupa pepohonan atau semak-semak yang tumbuh di daerah pasang surut air laut. Komposisi jenis hutan mangrove tidaklah homogen, melainkan semua pepohonan dan semak yang ada di suatu kawasan, terkena pasang surut air laut dan membentuk komunitas, maka ia dikatakan sebagai hutan mangrove. Apabila tanaman yang menempati hutan pesisir dengan dominasi bakau Rhizophora sp., maka jenis hutan tersebut dinamakan hutan bakau seperti pembahasan sebelumnya. Karakteristik dari tumbuhan di hutan mangrove yakni tumbuhan dengan akar napas yang berfungsi efektif untuk mencegah dan menanggulangi erosi pantai. Persebaran hutan mangrove di Indonesia diantara ada di sisi barat dan timur pulau Sumatera dengan luasan hutan mangrove mencapai ha. Beberapa titik di pulau Jawa dengan luasan mencapai ha. Sepanjang pesisir pulau Kalimantan dengan luasan mencapai ha. Sepanjang pesisir pulau Sulawesi dengan luasan mencapai ha. Bagian barat pulau Papua dengan luasan mencapai ha. Dan di Bali serta Nusa Tenggara dengan luasan mangrove di kedua wilayah tersebut mencapai ha. Manfaat dari keberadaan jenis hutan mangrove tidak jauh berbeda dengan hutan bakau diantaranya yaitu Mencegah intrusi air laut atau perembesan air laut ke daratan yang berakibat pada perubahan pada mata air di daratan menjadi air payau. Mencegah abrasi air laut, karena ombak di pinggiran laut yang tinggi berpotensi untuk mengikis daratan. Penghambat dan penyaring alami untuk sampah-sampah yang tergenang di laut dan mempercepat penguraian sampah organik. Tempat tinggal dan sumber makanan untuk berbagai jenis satwa seperti ikan-ikanan dan kepiting. Membantu dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir. Manfaat jenis hutan mangrove dalam pembentukan pulau dan daratan baru dimungkinankan karena akar tanaman di hutan bakau dapat menjaga tanah di daerah pesisir agar tetap padat dan tidak mudah tergerus ketika pasang surut air laut datang. 3. Hutan Lumut Lumut adalah tumbuhan kecil yang belum memiliki akar dan daun sejati, akan tetapi ia mampu untuk berfotosintesis. Tumbuhan ini kerap hidup berkoloni dan mampu untuk tumbuh di lingkungan yang ekstrem dan hidup di berbagai medium seperti bebatuan, tanah, batang kayu bahkan menumpang pada organisme lain. Lumut menyukai lingkungan yang lembab dan bersuhu rendah. Tumbuhan dan lantai hutan lumut seringkali ditutupi oleh tumbuhan lumut karena kelembapan udara dan curah hujan yang tinggi. Seperti namanya, jenis hutan lumut didominasi oleh tumbuhan lumut. Ciri utama hutan lumut yakni berada di kawasan yang memiliki curah hujan tinggi sehingga kelembapan tinggi dan berembun. Jenis hutan lumut tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya di Gunung Lumut di Kalimantan Timur dengan karakteristik lumut tumbuh pada akar pohon, batang pohon dan bebatuan. Hutan lumut di Gunung Singgalang dengan karakteristik lumut tumbuh dan menempel pada pepohonan besar serta akar hingga rantingnya. Dan hutan lumut terakhir di Pegunungan Argopuro Jawa Timur atau lebih tepatnya berada pada Kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang. Manfaat utama hutan lumut memberikan ruang interaksi antar komponen seperti tempat hidup untuk flora dan fauna, khususnya mereka yang hanya dapat hidup pada daerah dengan kelembaban tinggi, sebagai sumber makanan dan membantu kamuflase fauna tertentu dari predator, karena sifat lumut yang dapat menumpang atau menempel pada organisme lain. Baca juga 9 Dampak Kerusakan Hutan bagi Manusia dan Alam yang WAJIB Kamu Pahami 4. Hutan Rawa Hutan rawa adalah hutan dengan vegetasi tumbuhan yang tumbuh dan berkembang di wilayah genangan air tawar atau secara periodic wilayah hutan akan selalu tergenang air tawar. Jenis hutan ini biasanya terletak di daerah yang berada di dekat aliran sungai akan tergenang ketika luapan air sungai naik semasa musim hujan, keadaan tersebutlah yang menyebabkan terbentuknya hutan rawa. Komposisi hutan rawa berbentuk vertikal dengan beberapa stratifikasi, diantaranya strata sederhana seperti palem-paleman dan sagu. Ciri utama dari jenis hutan rawa ini selain selalu tergenang air ialah lantai hutan yang berupa lapisan gambut. Sehingga lapisan gambut membentuk tanah dengan sifat tidak terlalu keras atau nampak seperti lumpur. Jenis tumbuhan yang tumbuh mencakup paku-pakuan, jamur, atau lumut, eceng gondok, rumput, semanggi dan tanaman air lainnya. Cengkraman akar pepohonan atau tumbuhan pada hutan rawa tidaklah sekuat tanaman di tanah yang padat. Beberapa jenis hutan rawa antara lain yaitu Hutan rawa gambut atau hutan dengan komposisi tanah organik yang sangat tinggi akibat dari penguraian sisa hewan dan tumbuhan. Hutan rawa air tawar yakni hutan rawa dengan vegetasi yang cukup lebat dan berlapiskan tanah yang kaya akan mineral. Rawa tanpa hutan atau wilayah rawa yang hanya ditumbuhi oleh tumbuhan kecil seperti semak belukar dan rumput air. Persebaran hutan rawa di Indonesia yakni di daerah dataran rendah yang terdapat sungai-sungai besar seperti Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Ketiga wilayah tersebut memiliki hutan rawa dengan persentase 95% dari keseluruhan wilayah hutan rawa di Indonesia. Manfaat hutan rawa diantaranya sebagai sumber makanan bagi flora dan fauna yang hidup di area hutan rawa, sebagai sumber cadangan air, mencegah terjadinya intrusi atau masuknya air laut kedalam air tanah dan air sungai yang menjadi sumber mata air alami, dan mencegah terjadinya banjir. 5. Hutan Sabana Jenis hutan kelima yaitu hutan sabana. Hutan sabana adalah kawasan hutan dengan komposisi berupa padang rumput yang dikelilingi oleh pepohonan atau semak-semak sejenis palem dan akasia. Sabana merupakan ekosistem yang dapat berada di wilayah dataran tinggi maupun rendah dan persebaran pohon yang tidak merata dengan dominasi rumput di seluruh lahan hutan sabana. Tingkat curah hujan yang rendah mengakibatkan pohon-pohon hijau sulit untuk tumbuh di hutan sabana. Hutan sabana dapat ditemukan pada wilayah tropis maupun subtropis. Jenis hutan ini sangat cocok pada kawasan dengan curah hujan yang rendah. Ciri hutan sabana apabila dilihat dari fauna yang hidup berupa hewan-hewan yang mampu hidup pada daerah kering seperti badak, burung unta, macan tutul, singa, impala, kuda nil, jerapah, rusa, gajah, zebra, unta, rubah, bison, babun, dan masih banyak lagi. Persebaran hutan sabana di Indonesia yang dapat kita temukan di hutan sabana Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur dengan ciri khas faunanya yakni Komodo. Selanjutnya, hutan sabana Sumba Timur yang juga ada di Nusa Tenggara Timur dengan wilayah padang rumput terluas untuk wilayah Indonesia bagian timur. Kemudian ada hutan sabana Tanjung Ringgit di Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan keindahan berupa hamparan rumput serta ilalang dan pemandangan pantai. Masih di wilayah Nusa Tenggara Barat yakni gunung Rinjani sabana sembalun yang berada pada jalur pendakian. ak kalah dengan wilayah timur, terdapat hutan sabana Baluran, Jawa Timur yang berisikan beberapa tumbuhan seperti hamparan padang rumput, dan keberadaan hewan seperti kijang, macan tutul, dan banteng liar yang hidup secara bebas disana. Ada juga sabana Gunung Bromo di Jawa Timur, sabana Cidaon di Taman Nasional Ujung Kulon dan terakhir sabana Gunung Merbabu di Taman Nasional Gunung Merbabu. Manfaat dari jenis hutan sabana diantaranya sebagai habitat tempat tinggal dan sumber makanan bagi flora dan fauna, sebagai tempat menyimpan cadangan air tanah akibat luasnya permukaan lahan rumput, menjaga keseimbangan alam, menjadi kawasan peternakan yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar daerah sabana dan membantu perekonomian warga apabila dapat dikelola menjadi tempat wisata dan penelitian. 6. Hutan Stepa Jenis hutan keenam yang dapat kita jumpai di Indonesia yaitu hutan stepa. Hutan stepa memiliki kemiripan dengan hutan sabana. Namun, kondisi yang membedakan hutan stepa dan sabana adalah komposisi vegetasinya. Jenis hutan stepa didominasi oleh vegetasi jenis rumput dan tidak ada pohon maupun semak-semak besar di dataran lahan tersebut. Pepohonan tidak dapat tumbuh di wilayah stepa akibat curah hujan yang rendah dan tidak merata. Hutan stepa dapat kita temukan di wilayah beriklim tropis dan subtropis. Ciri-ciri utama yang nampak nyata dari hutan stepa adalah suhu yang berkisar 19-30 derajat Celcius saat musim panas dan 12-20 derajat Celcius saat musim dingin, curah hujan yang tidak teratur hanya berkisar 250-500 mm/tahun, kelembapan udara sangatlah rendah dan dominasi vegetasi rumput yang luas membentang. Hutan stepa dapat ditemukan di wilayah timur Indonesia seperti pulau Timor dan Nusa Tenggara, karena kondisi iklim gersang dan minim curah hujan yang mendukung. Manfaat dari hutan stepa yakni sebagai ekosistem beberapa fauna khususnya mereka hewan ternak, dapat menjadi lahan peternakan bagi masyarakat yang memiliki hewan ternak dan kondisi alam yang menarik dapat dijadikan sebagai tempat wisata, sehingga memberikan dampak secara ekonomis bagi masyarakat sekitar. 7. Hutan Musim Hutan musim adalah hutan yang dipengaruhi oleh pergantian musim. Tanaman yang tumbuh pada jenis hutan ini tentu akan berbeda tergantung dari musim yang berganti dan biasanya hanya terdiri atas satu jenis tanaman saja. Sehingga vegetasi tanaman pada hutan musim tidaklah beragam atau homogen. Jarak pohon antara satu dengan yang lain relatif senggang dengan ketinggian pohon mencapai 12-13 meter. Ketika musim penghujan maka tanaman-tanaman baru di hutan musm akan tumbuh subur dengan penanda daun yang menghijau dan tumbuh lebat. Sedangkan pada musim kemarau maka daun akan meranggas sebagai bentuk adaptasi diri. Macam-macam dan jenis hutan musim kerap kali dinamai sesuai dengan tumbuhan atau jenis pohon yang tumbuh mendominasi di dalamnya. Beberapa contoh hutan musim yang dinamai sesuai dominasi jenis tanamannya hutan jati, sengon, ketapang, bunga anggrek, sagu, kemiri, cendana, kayu putih dan masih banyak lagi. Hutan musim di Indonesia tersebar di beberapa wilayah pulau Jawa yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur dan daerah Nusa Tenggara Barat. Manfaat dari hutan musim adalah sebagai pengatur tata air, tempat hidup dan sumber makanan bagi flora dan fauna, sumber obat-obatan alami, dan pengatur iklim. Hutan musim kerap dimanfaatkan sebagai hutan produksi karena homogenitas varietas tanaman yang tumbuh di dalamnya. Baca juga 5 Bentuk Adaptasi Morfologi Tumbuhan Terhadap Lingkungannya 8. Hutan Hujan Tropis Jenis hutan selanjutnya yaitu hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis adalah jenis hutan dengan tingkat kelembaban yang tinggi akibat curah hujan yang juga besar setiap tahunnya sebesar lebih dari mm/tahun. Hutan hujan tropis pada umumnya berada pada wilayah dengan suhu udara rata-rata 20-30 derajat Celcius. Jenis hutan ini dengan keanekaragaman vegetasi yang kaya akibat mendapatkan sinar matahari yang cukup, meskipun cahaya matahari tidak dapat menembus dasar hutan karena lebatnya pepohonan. Keistimewaan wilayah hutan hujan tropis yakni wilayah yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Fakta menarik dari hutan hujan tropis adalah sebagian besar kehidupan hutan ditemukan di pepohonan dibandingkan di lantai hutan. Keberadaan kanopi atau tumbuhan yang besar dan menaungi tumbuhan kecil di bawahnya menjadi tempat para satwa menghabiskan waktu ketika siang hari dengan adaptasi-adaptasi yang mereka lakukan, baik melalui suara untuk berkomunikasi akibat rerimbunan daun yang menyulitkan satwa bergerak. Persebaran hutan hujan tropis di Indonesia berada di pulau-pulau besar seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Manfaat hutan hujan tropis adalah sebagai penyimpan jutaan ton karbon akibat keberagaman vegetasi flora yang tumbuh di jenis hutan ini, melindungi dari banjir dan kekeringan karena banyaknya pepohonan dan memudahkan penyerapan air hujan, menstabilkan tanah, mempengaruhi pola curah hujan, dan menjadi rumah untuk flora fauna liar. Hutan hujan tropis juga kerap menjadi sumber daya bagi masyarakat sekitar hutan untuk bertahan hidup. 9. Hutan Gugur Hutan gugur merupakan jenis hutan terkahir pada pembahasan kali ini. Hutan gugur didominasi oleh vegetasi tumbuhan peluruh atau tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada musim tertentu. Pohon jati menggugurkan daun-daunnya untuk mengurangi penguapan air ketika musim kemarau. Hutan gugur memiliki curah hujan merata antara 750-1000 mm/tahun. Suhu rata-rata 2-18 derajat Celcius pada jenis hutan ini. Vegetasi di hutan gugur biasanya berciri daun lebar, tajuk yang rapat, warna daun yang hijau ketika musim panas, dan akan gugur ketika musim dingin. Jenis flora yang tumbuh tidak terlalu beragam, meskipun begitu tanah di termasuk subur akibat pembusukan daun-daun ketika musim dingin. Di Indonesia, jenis hutan gugur memiliki nama lain yaitu hutan musim tropika atau hutan muson. Jenis flora yang hidup di hutan gugur ialah jenis tanaman tropofit atau tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan musim seperti pohon jati, damar, rotan, cemara, pinus, palem, pakis, bambu, dan eucalyptus. Sedangkan fauna yang dapat hidup di hutan gugur memiliki ciri khas berupa adaptasi dengan migrasi dilakukan oleh burung dan hibernasi dilakukan oleh mamalia, beberapa hewan tersebut seperti harimau, rusa, babi hutan, tikus kayu, musang, beruang dan masih banyak lagi. Hutan gugur yang tersebar di Indonesia dapat ditemui pada Kawasan Wallace yaitu wilayah Sulawesi, sebagian Maluku, Nusa Tenggara, bali dan Jawa. Manfaat keberadaan hutan gugur diantaranya menjadi tempat hidup beragam flora dan fauna, serta sebagai sumber makanan untuk makhluk hidup disana. Hutan gugur juga menjadi penghasil kayu seperti rotan, damar, dan jati, penghasil oksigen, pengatur iklim dan tata air tanah dan mencegah intrusi air laut. Baca juga Polusi Adalah Pengertian, Jenis dan Dampak Polusi bagi Kehidupan Ringkasan Indonesia memiliki bermacam jenis hutan dengan karakteristik yang berbeda. Berbagai jenis hutan tersebut menjadi potensi besar untuk dapat diolah dan dimaksimalkan sebaik-baiknya untuk masyarakat tanpa merugikan makhluk hidup lain seperti fauna dan flora yang hidup dalam hutan. Seluruh jenis hutan yang telah dijelaskan diatas tersebar merata di sepanjang wilayah Indonesia yakni pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Karakteristik jenis hutan di Indonesia terkodifikasi berdasarkan sifat musim seperti hutan musim, sabana dan stepa. Kemudian berdasarkan keadaan tanah yaitu hutan rawa, hutan mangrove dan hutan bakau. Berdasarkan iklim yaitu hutan hujan tropis, hutan lumut, dan hutan gugur. Kelestarian bermacam jenis hutan seharusnya menjadi perhatian kita bersama, untuk dapat melindungi dan melestarikan agar tetap asri dan hidup seutuhnya. Manfaat dari hutan sangatlah besar untuk kelangsungan hidup kita. Sehingga menjaga hutan turut menjaga variasi jenis hutan, menjaga flora fauna yang hidup didalamnya, dan menjaga kehidupan kita sendiri sebagai manusia. Baca juga Gambut Adalah Pengertian, Ciri-ciri dan Jenis Lahan Gambut Referensi dan rujukan artikel. Penulis Jati Ratna Arifah Editor M. Nana Siktiyana Jangan Lupa untuk Ikut Serta dalam Upaya Pelestarian Hutan LindungiHutan merupakan wadah untuk menanam pohon mulai dari 10 ribu rupiah. Ribuan orang, ratusan UMKM dan perusahaan telah percaya dengan LindungiHutan dengan menjalin kolaborasi untuk kelestarian hutan Indonesia.
PetaPersebaran Wayang Kulit Banjar 19 WAYANG TIMPLONG ayang Timplong merupakan salah W satu kesenian wayang dari daerah Nganjuk, Jawa Timur. Wayang Timplong terbuat dari kayu pinus dan sudah ada sejak tahun 1910.
Kayu merupakan hasil alam yang terbukti sejak jaman dahulu telah digunakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan mulai dari bahan bangunan sampai dengan bahan untuk konstruksi kapal. Kayu juga termasuk komoditas utama dan sebagian besar hasil kayu ini juga dijadikan untuk berbagai keperluan manusia. Ada berbagai jenis kayu yang tersebar di seluruh Indonesia. Jenis kayu apa sajakah itu? Nah, agar mengenal lebih jauh mengenai kayu, berikut ini beberapa jenis kayu serta daerah persebarannya di Indonesia. Kayu jati Kayu jati merupakan jenis kayu dengan kualitas nomor I dan sangat populer sampai ke mancanegara. Kayu ini memiliki tingkat keawetan yang tinggi. Kayu jati banyak digunakan sebagai bahan bangunan, mebel mewah, bahan untuk ukiran mewah, serta kerajinan tangan yang lainnya. Keuinikan dari kayu jati yang lainnya adalah tahan terhadap serangan hama pemakan kayu dan juga jamur. Kayu jati kebanyakan ditemukan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Bali, Nusa Tenggara dan Bali. Kayu kelapa Kayu kelapa banyak dikenal oleh masyarakat sebagai bahan untuk bangunan rumah. Kayu kelapa ini banyak ditemukan di area pantai. Kayu kelapa memiliki keuinikan tersendiri karena batang kayu ini lurus, sehingga cocok untuk digunakan sebagai bahan bangunan rumah. Daerah persebaran dari kayu ini adalah Jawa dan Sulawesi. Kayu bengkirai Kayu bengkirai termasuk jenis kayu berkualitas nomor I. Kayu ini juga termasuk jenis kayu populer dan banyak dicari oleh parap pengusaha kayu dikarenakan kualitas kayu bengkirai ini yang super. Kayu ini merupakan jenis kayu yang tahan lama, kuat, keras, serta tidak mudah terserang hama pemakan kayu dan juga jamur. Daerah persebaran dari kayu ini adalah Kalimantan. Kayu ulin Kayu juga merupakan salah satu jenis kayu dengan kualitas yang super. Kayu ini merupakan jenis kayu yang sangat keras, sehingga sering dijuluki sebagai kayu besi. Kayu ini baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan utama, jembatan, bahan untuk perkapalan, serta tiang listrik. Kayu ulin juga merupakan jenis kayu dengan nilai komersial yang sangat tinggi. Kayu ini banyak ditemukan di Sumatra Selatan dan Kalimantan. Kayu kamper Kayu kamper merupakan kayu dengan kualitas yang cukup baik dan juga banyak dicari oleh para pengusaha kayu. Kayu ini banyak digunakan untuk pembuatan kusen, baik untuk kusen pintu maupun jendela. Keunggulan lain dari kayu kamper ini adalah tingkat ketahanannya yang tinggi. Kayu kamper tidak mudah terserang oleh rayap maupun hama pemakan kayu yang lainnya. Selain itu, kayu ini juga tahan terhadap serangan jamur. Daerah persebaran dari kayu ini adalah Sumatra dan Kalimantan. Kayu merbau Kayu merbau merupakan jenis kayu dengan kualitas yang bagus. Kayu merbau biasanya berwarna kelabu coklat, kuning coklat sampai dengan merah yang cerah dan ada pula yang berwarna sampai hitam. Kayu merbau banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bahan untuk bangunan, mebel, furniture, ukiran, parket lantai, dan yang lainnya. Kayu merbau juga termasuk jenis kayu dengan nilai yang tinggi. Wilayah persebaran dari kayu ini adalah Maluku dan Papua. Demikian enam jenis kayu beserta tempat persebarannya di Indonesia. Semakin banyak pengguna kayu dan juga semakin banyak terjadinya illegal logging, maka memungkinkan untuk persediaan kayu semakin tipis di Indonesia. Oleh karena itu, pelestarian terhadap kayu sangat diperlukan. Rekomendasi Untuk AndaMengenal Jenis-Jenis Kayu Untuk FurnitureMengenal Lebih Dekat Cat Kayu Water BasedProduk Pabrik Cat Dasar Kayu Cepat Kering Biocolours Yang Ternama Di IndonesiaGrosir Cat Dasar Kayu Non-Toxic BioColours Di IndonesiaJual Cat Dasar Kayu Cepat Kering Biocolours IndonesiaSupplier Cat Kayu Aman Biovarnish Di IndonesiaPilihan Menarik LainnyaKebutuhan Cat Kayu Jati Penting Untuk Serat KayuKayu Aquarium Membutuhkan Cat Kayu Warna GlossCara Mendempul Kayu Merbau Ya ng TepatCat Kayu Mengkilap Untuk Dinding BambuCat Anti Rayap Bagus Untuk Finishing Furniture InteriorPabrik Cat Dasar Kayu Cepat Kering BiocoloursLihat Harga Plitur Kayu Disini Sebelum Membeli di TokoHari Pendidikan NasionalHarga Dempul Kayu Terbaru 2017Jual Cat Kayu Kuas Biovarnish Bagus Untuk Replika KapalRansomeware Masih Menghantui Data Rumah Sakit IndonesiaFurniture Kayu Mangga Wajib Menggunakan Cat Kayu Kuas
PulauSumbawa ialah salah satu distrik di Indonesia yang memiliki persebaran hutan yang jumlahnya terbatas. Pada tahun 1817, Raffles mencatat andai hutan jati tidak ditemukan di Semenanjung Malaya atau pulau Sumatera ataupun pulau- pulau yang berdampingan dengannya.
Indonesia kaya akan hutan- hutan baca ekosistem hutan dengan aneka ragam pepohonan. Jenis- jenis hutan di Indonesia ada banyak sekali dan masing- masing hutan tersebut dikelompokkan menurut kategori tertentu. jenis- jenis hutan berdasarkan ketinggian tempatnya, berdasarkan musim baca hutan musim, berdasarkan struktur, dan juga berdasarkan jenis pohon. Salah satu yang mudah untuk kita ketahui adalah pengelompokkan hutan menurut vegetasi yang hidup atau jenis pohonnya, misalnya hutan jati, hutan bambu, hutan pinus, hutan cemara, dan lain sebagainya. Dan salah satu yang akan kita bahas dalam artikel ini mengenai keberadaan hutan jati di JatiTanaman Jati mempunyai nama yang dikenal dunia yakni nama “Teak” yang berasal dari bahasa Malayalam “Thekku”, dan mempunyai nama ilmiah Tectona grandis tanaman jati mempunyai pohon yang besar, mempunyai batang yang lurus dan mempunyai tinggi hingga mencapai 30 hingga 40 meter. Tanaman jati atau pohon jati dapat tumbuh di daerah yang mempunyai curah hujan antara – mm per tahun dengan suhu antara 27° hingga 36° Celcius. Dan tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan pohon jati adalah tanah yang mengandung pH 4,5 hingga 7 serta tanah itu tidak dibanjirin dengan air baca jenis banjir.Persebaran Pohon Jati di Indonesia Pohon jati merupakan pohon yang tidak asing kita temukan di Indonesia. Pohon jati merupakan pohon legendaris yang mempunyai nilai ekonomis serta estetika yang tinggi. Mengapa dikatakan demikian? Hal ini karena kayu jati sangat cocok apabila dioleh menjadi barang- barang furniture atau mebel seperti meja, kursi, lemari, pintu, kusen, hingga hiasan- hiasan dengan nilai seni yang tinggi. kayu jati sangat awet dan tidak mudah dimakan hama yang menyebabkan kayu berbubuk. Oleh karena itulah barang- barang yang dibuat dengan kayu jati biasanya sangat awet. Oleh karena kualitasnya inilah maka kayu jati mempunyai harga yang sangat mahal, terlebih jika ukurannya besar, maka harganya bisa sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Pohon jati juga termasuk pohon yang mempunyai umur panjang, sehingga bisa dijadikan sebuah pilihan investasi. Jika kita menanam pohon jati mulai sekarang maka puluhan tahun yang akan datang bisa dipanen, sehingga dapat kita wariskan kepada anak cucu kita. selain itu kayu jati biasanya mempunyai harga semakin lama semakin mahal seperti halnya tanah, sehingga termasuk harta yang sangat Indonesia sendiri dapat kita temukan banyak hutan jati, khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. hutan jati inipun dapat kita lihat dari pinggir- pinggir jalan dan menjadi pemandangan yang indah. Jika musim penghujan datang maka hutan akan tampak hijau dan subur, namun ketika musim kemarau tiba, daun- daun jati akan berguguran baca bioma hutan gugur untuk mengurangi penguapan. Namun proses pengguguran daun jati ini justru memberikan pemandangan yang sangat indah. Beberapa daerah di Indonesia yang merupakan daerah persebaran pohon jati atau hutan jati antara lain sebagai berikutJawa TengahSalah satu daerah di Indonesia yang mempunyai banyak sekali pohon jati adalah di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah. Jawa Tengah, khususnya bagian selatan adalah penghasil pepohonan jati yang banyak, seperti di Kabupaten Sragen, Wonogiri dan Sukoharjo. Letaknya yang dekat dengan pegunungan membuat pemandangan di wilayah ini terlihat indah. Namun karena hutan ini panjang, sehingga jika malam hari kita melintasi wilayah ini maka pencahayaannya sangat minim. Jalan di wilayah ini yang berliku- liku dan juga naik turun mambuat jalam ini tidak direkomendasikan jika malam hari, karena dapat menimbulkan bahaya. Selain di wilayah bagian selatan, jati juga tumbuh subur di wilayah pantai utara baca ekosistem pantai. Bahkan di wilayah utara pulau jawa mulai dari Jawa Barat, khususnya daerah Karawang hingga ke ujung timur pulau TimurMasih di seputar pulau Jawa bagian selatan. Jika yang kita uraikan di atas adalah wilayah Jawa Tengah, maka apabila kita telusuri lebih lanjut, sampailah kita di wilayah Jawa Timur, seperti di wilayah Ngawi dan Pacitan. Jawa Timur dan Jawa Tengah memang merupakan wilayah yang sangat terkenal akan pohon jatinya. Bahkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, terlebih di bagian utara pertumbuhan pohon jati hingga di ketinggian 650 meter di atas permukaan air laut baca ekosistem air laut, hanya di wilaya Besuki saja yang pertumbuhannya tidak lebih dari 200 meter di atas permukaan air Bali juga merupakan tempat tersebarnya pohon- pohon jati. Pohon jati pada zaman dahulu hanya tumbuh di wilayah Jawa dan Bali serta pulau- pulau kecil yag ada di timur MunaPulau Muna merupakan pulau yang terletak di dekat Pulau Sulawesi. Di Pulau Muna, kita juga akan menemukan persebaran hutan jati, namun pohon- pohon jati yang tumbuh di pulau Muna ini jumlahnya TenggaraSelain Bali, wilayah timur Jawa yang juga merupakan daerah persebaran pohon jati adalah wilayah Nusa Tenggara. Di wilayah Nusa Tenggara ini kita juga akan menemukan persebaran pohon jati namun dalam jumlah yang juga merupakan salah satu pulau yang berada di sebelah timur pulau Jawa. Di pulau Madura, kita juga akan menemukan persebaran pohon- pohon jati. Hutan jati yang berada di wilayah Madura jumlahnya juga tergolong Sumbawa adalah salah satu wilayah di Indonesia yang mempunyai persebaran hutan yang jumlahnya terbatas. Pada tahun 1817, Raffles mencatat jika hutan jati tidak ditemukan di Semenanjung Malaya atau pulau Sumatera ataupun pulau- pulau yang berdekatan dengannya. Pohon jati hanya tumbuh subur di pulau Jawa serta sejumlah pulau kecil yang ada di sebelah timurnya, seperti Madura, Bali serta Sumbawa. Bahkan pada saat itu perbukitan di bagian timur laut Bima di Sumbawa penuh tertutup dengan hutan TenggaraKeberadaan pepohonan Jati di wilayah pulau Sulawesi ini tercatat pada tahun 1671 oleh Hyne. Meskipun pada saat itu titik atau lokasi penemuan pohon jati ini hanya ada di beberapa titik saja, khususnya di bagian timur. kebanyakan pohin jati ditemukan di wilayah Sulawesi tenggara yakni di beberapa pulau kecil yang ada di dalam provinsi tersebut, seperti di Pulau Butung teluk Sampolawa. Hyne juga menduga bahwa pohon jati sebenarnya juga terdapat di Pulau Kabaena, Rumbia dan Poleang di wilayah Sulawesi Tenggara. Berdasarkan penelitian, analisis DN mutakhir menunjukkan bahwa sesungguhnya pohon jati yang berada di wilayah Sulawesi Tenggara merupakan cabang perkemabangan dari Jati yang ada di pulau SelatanSelain wilayah Sulawesi Tenggara, wilayah lain dari pulau Sulawesi yang ditumbuhi pohon jati adalah di wilayah Sulawesi Selatan. Namun wilayah Sulawesi Selatan ini tergolong daerah baru untuk persebaran jati. Pohon jati ditanam di wilayah Sulawesi Selatan baru sekitar tahun 1960-an hingga 1970-an. Pada saat itu terdapat banyak lahan di Billa, Soppeng, Bone, Sidrap dan juga Enrekang sedang mengalami masa reboisasi atau dihutankan kembali. Dan pohon jati dipilih sebagai salah satu pohonnya. Di Billa bahkan pertumbuhan pohon Jati tidak kalah dengan di Pulau Jawa, batang dari pohon jati yang tumbuh hingga mempunyai garis tengah batang yang melebihi 30 itulah beberapa tempat yang merupakan daerah persebaran pohon jati yang ada di Indonesia. Pohon jati pernah dicoba untuk ditanam di wilayah Sumatera, namun hasilnya mengecewakan. Jati yang tumbuh di Sumatera hanya dapat hidup sekitar dua hingga tiga tahun saja. Hal ini kemungkinan karena pohon jati tidak terlalu cocok dengan tanah yang ada di wilayah tersebut. Demikian informasi yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat.
igExrp. rvnk74nvv4.pages.dev/250rvnk74nvv4.pages.dev/58rvnk74nvv4.pages.dev/392rvnk74nvv4.pages.dev/577rvnk74nvv4.pages.dev/68rvnk74nvv4.pages.dev/358rvnk74nvv4.pages.dev/461rvnk74nvv4.pages.dev/595
peta persebaran kayu di indonesia